Rabu, 25 Januari 2012

INSEMINASI BUATAN (Artificial Insemination)

                                     Teknik Inseminasi Buatan (Artificial Insemination)

            Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, merupakan suatu cara atau teknik untuk memasukkan sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut “ Insemination Gun”.
Inseminasi Buatan (IB) pada hewan peliharaan telah lama dilakukan sejak berabad-abad yang lampau. Seorang pangeran Arab yang sedang berperang pada abad ke-14 dan dalam keadaan tersebut kuda tunggangannya sedang mengalami birahi. Kemudian dengan akar cerdiknya, pangeran dengan menggunakan suatu tampon kapas, pangeran mencuri semen dalam vagina seekor kuda musuhnya yang baru saja dikawinkan dengan pejantan yang dikenal cepat larinya.Tampon tersebut kemudian dimasukan ke dalam vagina kuda betinanya sendiri yang sedang birahi. Ternyata kuda betina tersebut menjadi bunting.

Tujuan Inseminasi Buatan
a)    Memperbaiki mutu genetika ternak.
b)   Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya.
c)    Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama.
d)   Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur.
e)    Mencegah penularan atau penyebaran penyakit kelamin.

Keuntungan Inseminasi Buatan
a)    Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan.
b)   Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik.
c)    Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding).
d)   Dengan peralatan dan teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam jangka waktu yang lama.
e)    Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati.
f)    Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar.
g)   Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.

Kerugian Inseminasi Buatan
a)    Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak akan terjadi terjadi kebuntingan.
b)   Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed atau turunan yang besar dan diinseminasikan pada sapi betina keturunan atau breed kecil.
c)    Dapat terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama.

Penampungan Semen
a)    Dapat dilakukan 1 sampai 3 kali dalam seminggu.
b)   Harus terampil dalam menyiapkan alat penampung (vagina buatan) dan terampil dalam menampung semen.
c)    Evaluasi kualitas semen yang meliputi gerakan massa, motilitas, LD dan konsentrasi. Hanya yang kualitas baik yang dapat diproses lebih lanjut.
d)   Pengenceran dan pengawetan.
e)    Pengawetan: semen beku atau semen cair (chilled semen).

Waktu Melakukan Inseminasi Buatan
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka. Kemungkinan terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi telah dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah:
a)    Permulaan birahi            : 44%
b)   Pertengahan birahi         : 82%
c)    Akhir birahi                   : 75%
d)   6 jam sesudah birahi      : 62,5%
e)    12 jam sesudah birahi      : 32,5%
f)    18 jam sesudah birahi     : 28%
g)   24 jam sesudah birahi     : 12%

Faktor - Faktor yang Menyebabkan Rendahnya Prosentase Kebuntingan
a)    Fertilitas dan kualitas mani beku yang jelek atau rendah.
b)   Inseminator kurang atau tidak terampil.
c)    Peternak tidak atau kurang terampil mendeteksi birahi.
d)   Pelaporan yang terlambat atau pelayanan Inseminator yang lamban;
e)    Kemungkinan adanya gangguan reproduksi atau kesehatan sapi betina. Jelaslah disini bahwa faktor yang paling penting adalah mendeteksi birahi, karena tanda-tanda birahi sering terjadi pada malam hari. Oleh karena itu petani diharapkan dapat memonitor kejadian birahi dengan baik dengan cara mencatat siklus birahi semua sapi betinanya (dara dan dewasa). Petugas IB harus mensosialisasikan cara-cara mendeteksi tanda-tanda birahi. Salah satu cara yang sederhana dan murah untuk membantu petani untuk mendeteksi birahi, adalah dengan memberi cat diatas ekor, bila sapi betina minta kawin (birahi) cat akan kotor atau  pudar  karena gesekan akibat dinaiki oleh betina yang lain.

Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut:
a)    Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu.
b)   Dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 370C. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 370C, selama 7-18 detik.
c)    Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
d)   Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih.
e)    Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw.
f)    Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat.
g)   Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum.
h)   Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu.
i)     Semen disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yang disebut dengan 'posisi ke empat'.
j)     Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.